Labuan Donggala Sulawesi Tengah, 8 Desember 2022, Bertajuk demo massal pembuatan Biosaka, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura (DTPH) Propinsi Sulawesi Tengah dan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Dongala, bersinergi mendukung suksesnya kegiatan tersebut
Bertindak selaku tuan rumah pelaksana kegiatan, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Simou Kecamatan Labuan bersama mitranya Yayasan Edufarmer Internasional melalui Program Bertani Untuk Negeri (BUN)- batch 5 Kementerian Pendidikan dan RISTEK, yang sejak September kemarin melaksanakan kegiatan Magang dan Studi Independent Bersertifikat (MSIB). diwilayah kerja BPP Simou. Sebanyak 34 Orang mahasiswa fakultas Pertanian dari seluruh propinsi berbaur bersama-sama Petani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), bahu-membahu melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian
Demo massal pembuatan Biosaka yang diikuti lebih dari 200 orang peserta ini, terdiri dari elemen-elemen pelaku utama diantaranya Kelamopok Tani, Kelompok wanita tani (KWT), KTNA, Gapoktan, Petani Milenial dan PPL. Swadaya) sukses menghasilkan 300 Liter Biosaka
Selaku Kepala Dinas DTPH-Sulteng Bapak Nelson Matubun SP, membuka acara dengan mengutip ucapan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo" kita harus lebih baik dari hari kemarin, dan terus mengembangkan inovasi-inovasi yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan potensi sekitar untuk alternatif pengganti pupuk kimia,serta menegaskan bahwa aplikasi Biosaka merupakan salah satu program Kementerian Pertanian dalam hal mengurangi penggunaan pupuk kimia. Kadis menambahkan “Inovasi seperti ini, sangat bagus dan tepat untuk terus dikembangkan" olehnya Kadis berterima kasih kepada BPP Simou yang telah memfasilitasi kegiatan yang sangat luar biasa ini dan mengapresiasi keria PPL dan Mahasiswa program (BUN)
Koordinator Yayasan Edufarmer, Internasional wilayah Sulteng Bapak Hasnan Yani SP, mengawali sambutannya, Beliau mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala, yang telah menerima dan membantu suksesnya kegiatan BUN-5 tahun 2022. "Beliau, juga berharap kemitraan seperti ini semoga bisa terus berjalan dan lebih baik lagi ditahun-tahun berikutnya. Mengakhiri sambutannya, Pria asal Propinsi Banten ini, menyampaikan bahwa sebelumnya Mahasiswa BUN, telah mengawali pembuatan dan pengaplikasian BIOSAKA pada lahan Demplot Jagung di Desa Labuan Toposo, yang dijadikan sebagai salah satu dasar kaji terap terlaksananya kegiatan hari ini, Sembari menjelaskan secara singkat arti Biosaka, pembuatan, penggunaan, dan manfaatnya untuk pertanaman.
"Kegiatanpun ditutup dengan berakhirnya pembuatan Biosaka"
Wawancara khusus kami, bersama Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) Kabupaten Donggala Bapak Darsun,SP;MP, Beliau mengutarakan, salah satu hikmah dari kemitraan yang telah dibanguun oleh BPP Simou dengan lembaga pendidikan, terlihat jelas manfaatnya pada hari ini, olehnya saya berharap hal seperti ini, juga bisa terbangun di kecamatan lainnya, dan khusus untuk PPL yang masih berusia muda, untuk mau dan terus belajar untuk meningkatkan SDMnya, dengan memanfaatkan kelonggaran izin ataupun tugas belajar dari Dinas. tutupnya.
Sementara itu, ditemui disela kegiatan, Koordinator BPP Simou Merlin,SP, berharap ditahun 2023, untuk pengawalan berbagai bentuk program yang ada di BPP, khususnya pendampingan kegiatan di bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan perkebunan efektifnya disertai dengan program kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani guna mensukseskan program dan untuk keberlanjutan serta terdesiminasinya informasi ditingkat petani. Beliau menambahkan dari hasil evaluasi kami, pada berbagai kegiatan disepanjang tahun 2022 yang telah dilaksakan di BPP, misalnya kebun demplot, pembuatan Bio Chart, Bokasi, PGPR, Biosaka, Biourin , dan lain-lain kesemuanya terkendala pada tidak adanya pembiayaan. Alhamdulilah kegiatan hari ini berjalan dengan baik atas kerjasama semua pihak, dan teristimewa buat tim BPP yang tidak mengenal lelah dalam melaksanakan dan menuntaskan berbagai macam kegiatan yang hanya mengandalkan swadaya. Tutupnya, penuh harap* (*aa)
Apa itu Biosaka ?
Biosaka terdiri dari suku kata Bio dan Saka, Bio singkatan dari Biologi dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau dari Alam Kembali ke Alam
Manfaat
- Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi.
- Dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen
- Proses produksi sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi yang biasanya memakan waktu paling cepat 1 minggu
- Cara penggunaan mudah dengan dosis yang sangat sedikit, cukup 40 ml dicampur 15 liter air untuk satu kali penyemprotan untuk luasan 1.000 m2, atau 400 ml untuk 1 ha tanaman padi. Penyemprotan dari mulai tanam sampai panen dilakukan sekitar 7 kali aplikasi,
- Dapat diterapkan pada semua komoditas, termasuk tanaman perkebunan.
- Dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia 50 hingga 90 persen
Pemilihan Bahan
Elisitor Biosaka dibuat dari bahan rerumputan dan daun tanaman berpohon yang sedang dalam masa pertumbuhan optimal dengan ciri-ciri yaitu
- Daun dalam keadaan sehat, tidak terserang hama, dan penyakit
- Warna hijau segar tidak terlalu tua atau muda
- Tidak direkomendasikan untuk daun yang berlendir
- Boleh menggunakan lebih dari dua jenis daun, dianjurkan 5 -20 jenis
- Diutamakan dedaunan yang terdekat dengan perkebunan
Cara Membuat
- Rumput dan daun terseleksi dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air, untuk satu genggam rumput dibutuhkan air sekitar 5-10 liter air
- Rumput diremas pelan memutar dan diselingi dengan adukan agar homogen.peremasan pelan dilaksanakan sekitar 10-15 menit, setelah itu dilakukan penekanan lebih kuat, sambil terus diselingi dengan pengadukan.
- Peremasan dihentikan bila warna telah coklat gelap homogen, dan sedikit berbusa. Menurut ahlinya peremasan membutuhkan waktu 30-60 menit tergantung jenis rumput dan sedikit-banyaknya bahan.
Cara Aplikasi
- Pengaplikasian Biosaka menggunakan spreyer, dengan cara posisi nozzle menghadap ke atas sekitar 1 meter diatas tanaman
- Nozzle diatur menghasilkan drif seperti kabut, aplikasi juga melihat arah angin sehingga penyebaran partikel larutan mengarah pada daun tanaman sasaran secara merata.
- Dosis aplikasi untuk tanaman padi dan jagung yaitu 40 ml per 15 liter air alat semprot, sedangkan untuk tanaman cabe, tomat, kacang tanah dosis 20-30 ml per tangki sprayer tergantung umur tanaman, periode aplikasi sekitar 10-14 hari sekali.
Kelebihan
- Ramah lingkungan
- Tanaman lebih sehat, karena mengurangi penggunaan pestisida kimia
- Biaya lebih murah
- Bahan baku tersedia disekitar
- Mudah dalam pembuatan dan pengaplikasiannya
Kekurangan
- Biosaka tidak dapat diproduksi dengan mesin
- Bahan baku yang terus berganti pada saat pembuatan
Disadur oleh Sunardin,S.ST (PPL Labuan Toposo)
dari: Hasnan Yani SP, 2022, Leaflet, Pembuatan Biosaka, Bertani Untuk Negri (BUN) Yayasan Edufarmer, Internasional
https://distanpangan.baliprov.go.id/mengenal-elisitor-biosaka-dan-manfaatnya/
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=5077
Tidak ada komentar:
Posting Komentar